Klik Aja

Tuesday, August 7, 2012

Demi Anak-Istri, Rela Antri

0 komentar
Krens Lotim. Begitu banyak cara yang bisa ditempuh oleh masyarakat untuk membiayai hidup keluarganya. Ada yang berprofesi sebagai petani, guru, dosen, polisi atau bahkan menjadi kabinet pembantu presiden, akan tetapi lain halnya dengan pemuda-pemuda yang ada di desa Sakra, sambil menunggu bedug azan magrib bertanda boleh berbuka puasa, mereka dengan tidak mengenal putus asa melemparkan tali pancingnya untuk mendapatkan ikan menjadi lauk berbuka atau makan sahur nanti.
Keseharian mereka mulai siang hari bahkan malam hari bergantian, rela antri untuk menyalurkan hobi mereka sembari bersiul, moga-moga ada ikan yang tidak sekedar lewat, akan tetapi alangkah hebatnya ia terkena mata pancing yang siap mengangkat mereka. Dan hebatnya mereka jujur dan membayar sesuai berapa ekor yang ia dapatkan, lalu ditimbang dengan harga yang pantas. Mereka cukup antusias karena ikan yang ia dapatkan ikan bawal yang cukup padat isi dan empuk dagingnya. dari pantauan Krens, mereka memang bisa mendapatkan langsung ikan bawal dengan transaksi langsung seharga Dua Puluh Lima Ribu Rupiah per kilogram, akan tetapi mereka lebih nikmat apabila dengan menggunakan pancing.
Pada Ramadhan kali ini, kolam ini tidak pernah sepi pengunjung, disamping isi kolam yang penuh dengan ikan bawal yang sudah layak makan, tempatnya pun teduh dan nyaman, para pemancing sudah disiapkan tempat duduk yang enak untuk ditempati, bahkan tempat sholat dan istirahat. Memang mantap sambil tunggu azan magrib, anak-istri tidak raib.(SZ)

Penting Shobat!

Tuesday, August 7, 2012

Demi Anak-Istri, Rela Antri

Krens Lotim. Begitu banyak cara yang bisa ditempuh oleh masyarakat untuk membiayai hidup keluarganya. Ada yang berprofesi sebagai petani, guru, dosen, polisi atau bahkan menjadi kabinet pembantu presiden, akan tetapi lain halnya dengan pemuda-pemuda yang ada di desa Sakra, sambil menunggu bedug azan magrib bertanda boleh berbuka puasa, mereka dengan tidak mengenal putus asa melemparkan tali pancingnya untuk mendapatkan ikan menjadi lauk berbuka atau makan sahur nanti.
Keseharian mereka mulai siang hari bahkan malam hari bergantian, rela antri untuk menyalurkan hobi mereka sembari bersiul, moga-moga ada ikan yang tidak sekedar lewat, akan tetapi alangkah hebatnya ia terkena mata pancing yang siap mengangkat mereka. Dan hebatnya mereka jujur dan membayar sesuai berapa ekor yang ia dapatkan, lalu ditimbang dengan harga yang pantas. Mereka cukup antusias karena ikan yang ia dapatkan ikan bawal yang cukup padat isi dan empuk dagingnya. dari pantauan Krens, mereka memang bisa mendapatkan langsung ikan bawal dengan transaksi langsung seharga Dua Puluh Lima Ribu Rupiah per kilogram, akan tetapi mereka lebih nikmat apabila dengan menggunakan pancing.
Pada Ramadhan kali ini, kolam ini tidak pernah sepi pengunjung, disamping isi kolam yang penuh dengan ikan bawal yang sudah layak makan, tempatnya pun teduh dan nyaman, para pemancing sudah disiapkan tempat duduk yang enak untuk ditempati, bahkan tempat sholat dan istirahat. Memang mantap sambil tunggu azan magrib, anak-istri tidak raib.(SZ)

Penting

Test Footer 2

Prinsip

BANGKITLAH DESAKU. Padamu ku tuangkan segelas tinta tuk perjuangan. berani tumpahkan darah sendiri membelamu. Dengan langkah berani sampai mati. Biar berkalang tanah. Dan itu yang terakhir. Kali ini kami menggores daging-daging kenyal. Yang berbau amis basi. Dan berjalan menelusuri derap langkah perjuangan. Menuju medan perang yang tak terbilang. ( SaifZuhri )

Followers

Total Pageviews

Advertisement

Flickr

PR n/a

tribunolahraga.info-Google pagerank,alexa rank,Competitor

Dari Mana Pengunjung

Footer Widget 1

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com