Foto bareng di Candi Prambanan |
Krens Lotim. Berangkat dari rumah sekitar pukul, 07.00 wita dengan rombongan. Udara pagi sangat dingin ketika melangkah menuju mobil yang akan kami tumpangi menuju terminal Mandalika.
Mengisi liburan semester kali ini, kami mencoba menapaki kaki di kota Gudeg Jogjakarta.
Setelah melalui negosiasi dengan polisi, ia pun memberikan tiket perjalanan itu lagi. Kami sempat transit di Surabaya lalu melanjutkan perjalanan lagi.
Azan magrib sudah terdengar saat kami turun dari Bus yang kami tumpangi di terminal Umbul Harjo Jogjakarta. Kamipun bingung setelah ini mau kemana. Untung kami kantongi nomor telpon asrama NTB yang saat itu.
Dengan menaiki becak sepeda kamipun di antar ke asrama NTB kurang lebih 750 m jaraknya dari terminal.
Pagi harinya kami ke makam Jenderal besar Sudirman yang kebetulan berdekatan dengan asrama. Siangnya menuju ke Kraton dan beberapa tempat bersejarah lainnya seperti, masjid soko tunggal, pemandian raja - raja, kantor pos tertua peninggalan Inggris, musium bahkan sampai ke jalan Malioboro.
Sebelum jadwal kembali ke Lombok, kamipun sempat mampir di Candi Prambanan untuk melihat lebih dekat kompleks Candi Prambanan yang dibangun oleh Raja dinasti Sanjaya pada abad ke-9 dan ini merupakan obyek wisata yang dapat dikunjungi setiap hari pukul 06.00 s/d 17.30, kompleks Candi Prambanan ini terletak hanya beberapa ratus meter dari jalan raya Yogya - Solo yang ramai dilintasi kendaraan umum.
Candi yang dilindungi oleh UNESCO sejak 1991 ini memiliki tinggi bangunan utama 47 m, dan terdiri dari delapan kuil atau candi utama dan lebih dari 250 candi kecil. Tiga candi utama disebut Trisakti dan dipersembahkan kepada Sang Hyang Trimurti: Batara Siwa (Sang penghancur), Batara Wisnu (Sang Pemelihara) dan Batara Brahma (Sang Pencipta).
Sementara Candi Sewu yang dibangun pada abad ke-8, yang berjarak sekitar 800 meter arah utara Candi Prambanan, merupakan komplek candi Buddha terbesar kedua yang lebih tua usianya Candi Prambanan.
Sementara Candi Sewu yang dibangun pada abad ke-8, yang berjarak sekitar 800 meter arah utara Candi Prambanan, merupakan komplek candi Buddha terbesar kedua yang lebih tua usianya Candi Prambanan.
Meskipun hanya terdiri dari 257 candi, masyarakat sekitar menyebut candi ini dengan Candi Sewu karena jumlahnya yang banyak.
Sebuah prasasti bertarikh 792 Masehi, menyebut nama asli bangunan ini sebagai Manjus’ri grha yang berarti Rumah Manjusri. Nama Manjusri merujuk nama salah satu Boddhisatwa dalam ajaran Buddha.
Candi Sewu diperkirakan dibangun pada abad ke-8 Masehi, pada akhir pemerintahan Rakai Panangkaran (746-784M) seorang raja yang mahsyur dari kerajaan Mataram Kuno.
Candi Sewu terhampar di lembah Prambanan yang indah, di lokasi inilah tersebar candi-candi dan situs purbakala yang berjarak berdekatan satu sama lain yang menunjukkan kawasan ini merupakan situs penting dalam sektor keagamaan, politik dan kehidupan urban masyarakat Jawa kuno.(MA).