
Disamping kesiapan petani tembakau saat ini yang sudah sangat optimal mulai dari penanaman sampai dengan pengomprongan juga petani jauh-jauh hari telah mempersiapkan diri untuk menyetok BBBM (Bahan Bakar Bukan Minyak) seperti kayu kulit kemiri dan batu bara, kenyataan yang seperti inilah yang takkan menyrutkan langkah petani untuk tetap bertahan dengan komoditas andalan calon Kabupaten Lombok Selatan
"kalau kita menggunakan Bahan Bakar Minyak mungkin petani kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar karna terkendala dengan surat ijin usaha yang di gunakan untuk membeli BBM baik di pertamina atau di tempat lain, kalau pake BBBM kan illegal logis" kata Sidik .
Untuk menghindari pembengkakan biaya pada saat produksi nanti petani kita kita himbau untuk menanam padi dua kali dalam satu musim mulai dari bulan September sampai dengan April demikian di jelaskan sidik sambil menunjuk lahan areal yang masih ditanami padi yang nantinya akan di gunakan sebagai lahan untuk menanam tembakau.selain itu juga ditambahakannya kalau hasil panen kita sudah cukup untuk kebutuhan pangan selama satu tahun sisanya kita jual sebagai biaya pengopenan dan penanaman tembakau.
Ditanya soal bantuan yang telah di gulirkan pemerintah melalui DBHCT sidik menanggapi pemerintah mungkin harus mengkaji kembali program tersebut pasalnya tahun 2010 bantuan dalam bentuk tungku dengan hajatan konversi gagal total kemudian DBHCT dalam bentuk uang juga masih menyisakan kesenjangan sosial karena banyak petani yang tidak dapat jatah padahal mereka juga menanam tembakau kalupun mereka dapat hanya satu juta untuk satu orang buat beli apa kalau cuman segitu sementara upah buruh saja sehari sekarang sudah mendekati lima puluh ribu sehari perorangnya. tuturnya
Diharapkannya kedepan mudahan saja melalui kelompok-kelompok tani atau gabungan kelompok tani pemerintah memberikan bantuan dalam bentuk yang lain sehingga tidak terjadi penghamburan dana yang tidak jelas arah dan tujuannya seperti tahun lalu demikian tegasnya.(CA)