Dari sekian banyak jenis tumbuhan dan pohon-pohonan di lingkungan se-kecamatan Sakra yang coba di telusuri KMD termasuk salah satu pohon yang paling melegenda adalah pohon asam termasuk dalam sentuhan budaya salah satunya adalah "Asam di gunung garam di laut dalam tempurung bertemu jua" dapat dibayangkan betapa melegendanya pohon yang satu ini namun menurut salah seorang masyarakat yang mengamati perkembangan dan proses pemeliharaan pohon asam di Sakra Barat yaitu Abdullah yang di temui KMD kemarin 03/04/12 di tempat tinggal di Sukarara.
Pada kesempatan tersebut abdullah menyebutkan kian hari populasi tumbuhan terutama pohon asam yang sekarang kita lihat kian minim pasalnya semenjak tahun 2009 telah mulai dipakai masyarakat untuk industri pengopenan. hal tersebut juga senada dengan salah seorang warga yang di temui KMD beberapa hari yang lalu di dayen kubur Rensing Bat "sekarang ini anak-anak sudah tidak tau apa itu permainan LOWOK (bermain menggunakan biji asam) dengan cara berlomba mengumpulkan biji sebanyak mungkin untuk menjadi pemenang dengan ketentuan" terang nawawi saat mengenang masa kanak kanaknya,
Dua hal tersebut memang menjadi problema yang sangat kronis di tengah -tengah menggilanya illegal loging menurut burhan salah seorang pemerhati lingkungan mengungkapkan keprihatinannya saat di konfirmasi lewat telpon genggamnya , Burhan menyebutkan bahwa pohon asam sekarang di Lombok Timur khususnya sakra barat hanya tinggal legenda dan pohon lain juga tidak menutup kemungkinan akan mengalami masalah yang sama dengan pohon asam, Burhan menambahkan selama illeggal loging terus dilakukan maka besar kemungkinana 2013 nanti mungkin pohon asam benar-benar punah. karena sekarang ini di lombok timur menurut data yang kami punya tidak ada pohon asam yang bisa di tebang lagi karna masih kecil-kecil kalaupun ada yang bisa di tebang kurang lebih pohon tersebut kurang lebih baru berumur 2-3 tahun saja dengan diameter kurang dari 40 cm sebut burhan pada 03/04/12.
secara terpisah berdasarkan penuturan dari masyarakat khususnya para petani tembakau yang sengaja menggunakan pohon asam sebagai bahan bakar untuk pengomprongan tembakau menyebutkan bahwa pohon asam hanya dapat diperoleh dari pulau Sumbawa dengan harga per pusonya seharga 9000.000 dan harga per truknya sekitar. 3-4 juta rupiah. ditanya kenapa masyarakat memilih pohon asam sebagai bahan bakar dikarenakan pohon ini memiliki daya tahan yang cukup lama bila di pakai sebagai bahan bakar dan bisa lebih hemat tutur petani yang enggan di konfirmasi namanya kepada KMD.
Semoga saja apa yang menjadi kekhawatiran Burhan dan beberapa rekan lainnya bisa teratasinya dengan berbagai terobosan yang dilakukan pemerintah dan masyrakat untuk dapat meminimalisir angka illegal loging yang menjadi penomena masyarakat saat ini demi masa depan generasi dan lingkungan yang lebih baik nantinya, semoga saja (CA)