Krens Lotim, Banjar Mate dalam terminologi estimologi dimaknai sebagai sebuah proses pengumpulan dana dalam bentuk materi/ barang yang di tujukan untuk masyarakat yang mendapatkan musibah kematian.
berikut laporan investigasi KMD terkait dengan hal tesebut. Pada senin,30/04/12 kemarin KMD menemui salah seorang tokoh masyarakat di Desa Montong Beter yaitu H.M. Shafar dirumahnya di Dusun Jerue Menyebutkan "Banjar Mate pada dasarnya adalah Adat Tukah Siru (budaya tolong menolong) pada Masyarakat Paguyuban /Patem bayan di Desa Montong Beter Kecamatan Sakra Barat, tradisi ini di lakukan oleh masyarakat secara turun temurun dalam bentuk Mengantar Beras, Mengeluarkan Keperluan Prosesi Pemakaman sampai dengan akhir prosesinya" tutur lelaki paruh baya yang lebih akrab di panggil H. Anom ini.
Ditanya mengenai bentuk yang sering dilakukan di masyarakatnya di Desa Montong Beter H. Anom menyebutkan masih dalam bentuk antar beras dan pengumpulan uang saja tanpa ada kekuatan hukum dari sebuah lembaga hanya sekedar dalam bentuk sanksi adat, tambahnya.
Sementara itu di Desa Rensing Bat KMD menjumpai prosesi Banjar Mate sedikit lebih modern , hal tersebut di ungkapkan Salah seorang anggota masyarakat setempat, Hamdan yang kebetulan di jumpai di oleh KMD di Rensing Bat pada acara prosesi pemakaman salah seorang warga di pekuburan umum Rensing Bat.
Sementara itu secara terpisah slah seorang pengurus Satuan Tugas Hamzanwadi (SATGAS HAMZANWADI) yang di hampiri KMD membenarkan proses Banjar Mate yang telah mendapatkan sentuhan Modernisasi hal tersebut di jelaskan ketika H.L. Musa di tanya tentang kiprah lembaga yang di pimpinnya. Dikatakannya bahwa sentuhan modernisasi ini sengaja dilakukan untuk memudahkan masyarakat juga sebagai solusi alternatif jika kita terlalu sering menagih dimasyarakat akan cepat bosan karena kematian tidak bisa di atur manusia ungkap L.Musa.
Lebih jauh di jelaskannya dalam selang waktu 10 tahun terakhir ini satgas hamzanwadi telah mengeluarkan dana sekitar 1,4 milyar khusus untuk Banjar Mate. Hal inilah pula yang membuat kami eksis sampai dengan hari ini. Kami dimasyarakat hanya meminta iuran wajib bagi anggota/orangnya sekitar 350.000 kemudian kami simpan di Bank di kelola secara profesional kemudian kami kembalikan dalam bentuk santunan yang di sebut dengan banjar mate anggota. Inilah kunci eksistensi kami tradisi lokal investasi global tegasnya.
Sementara itu pada kesempatan lain KMD juga menyempatkan diri untuk mengivestigasi lebih mendalam terkairt dengan hal ini dengan menemui salah seorang tokoh agama yaitu T.G.H.M Yusuf Makmun, dikatakan tuan guru Kharismatik Masyarakat Rensing ini bahwa secara literatur memang kita tidak akan menjumpai dalil pembenaran tentang tradisi Banjar Mate namun apabila kita Kaji secara lebih Mendalam maka kita akan jumpai kekayaan Khazanah Islam yang betul-betul sebagai rahmatan lil alamin jelas beliau.
(CA)
(CA)
0 komentar:
Post a Comment